Membongkar Wacana Pemberdayaan Penyandang Cacat Tubuh di Yayasan Senang Hati Gianyar, Bali


Oleh : Anak Agung Nyoman Sri Wahyuni
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Kajian Budaya

Kata Kunci :
globalisasi, dekonstruksi, pemberdayaan, yayasan, dan penyandang cacat tubuh

Abstrak :
Yayasan Senang Hati sangat besar dipengaruhi oleh globalisasi. Globalisasi menciptakan suatu fenomena baru yang melahirkan ideologi baru dunia, dengan ciri-ciri seakan dunia tanpa batas, ruang dan waktu. Peranan agen pemberdayaan dalam era globalisasi, baik kalangan LSM maupun pemerintah, sangat besar. Pemerintah harus memperhatikan setiap warga negara termasuk penyandang cacat agar mendapatkan keadilan. Hal itu berangkat dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 serta Undang-Undang No. 4, Tahun 1997 tentang penyandang cacat, yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 8, Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk pemberdayaan penyandang cacat tubuh di Yayasan Senang Hati Gianyar, Bali; untuk menganalisis hambatan pemberdayaan penyandang cacat tubuh di Yayasan Senang Hati Gianyar, Bali; untuk menganalisis implikasi pemberdayaan penyandang cacat tubuh di Yayasan Senang Hati Gianyar, Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi teknik observasi/pengamatan, teknik wawancara mendalam, dan studi dokumen. Teori yang digunakan adalah teori hegemoni, teori relasi kuasa, teori dekonstruksi, dan teori praktik sosial. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bentuk pemberdayaan penyandang cacat yang dilaksanakan oleh Yayasan Senang Hati terdiri atas empat program yaitu, program sosial, program pendidikan, program kesehatan, dan program ekonomi. Kedua, hambatan pemberdayaan penyandang cacat tubuh di Yayasan Senang Hati, yaitu hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal bisa berasal dari individu/anggota yayasan dan pengurus yayasan. Hambatan eksternal bisa berasal dari pemerintah, yaitu terbatasnya dana pemberdayaan dari pemerintah dan kurang sosialisasinya peraturan pemerintah. Pandangan masyarakat, dan ikut campur donatur dalam manajemen yayasan. Ketiga, hambatan pemberdayaan penyandang cacat tubuh di Yayasan Senang Hati, berimplikasi terhadap yayasan, pemerintah, donatur, dan masyarakat. Temuan penelitian ini adalah pemberdayaan penyandang cacat tubuh di Yayasan Senang Hati Gianyar, Bali yang memiliki empat program pemberdayaan, belum mampu memberdayakan setengah dari seluruh anggota yayasan yang jumlahnya 276 orang, pengurus yang tidak selalu berpedoman dengan anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) yayasan, serta ada permainan kuasa dan ada beberapa aktor yang memiliki kepentingan yang berbeda dalam pemberdayaan penyandang cacat tubuh di Yayasan Senang Hati Gianyar, Bali.

File :
Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka , Halaman belakang lainnya