Kata Kolok di Desa Bengkala, Buleleng, Bali


Oleh : Dian Rahmani Putri, S.S., M.Hum.
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Ilmu Linguistik

Kata Kunci :
makna dan tanda, variasi, bahasa tanda, Kata Kolok

Abstrak :
Fokus penelitian ini adalah bahasa tanda yakni kata kolok secara alamiah digunakan di Desa Bengkala oleh warga tuli-bisu setempat, lebih spesifik bagaimana gagasan dan pola pikir masyarakat kolok Desa Bengkala dengan bahasa isyarat mereka menggambarkan kehidupan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya referensi sistem bahasa tanda dari bahasa tanda yang dimiliki oleh warga Kolok Bengkala. Data yang diperoleh adalah data primer yang direkam langsung dari sumber data yang bersangkutan yakni masyarakat kolok dan inget Desa Bengkala. Adapun jenis data penelitian ini adalah data kualitatif, yakni berbentuk leksikon, ungkapan-ungkapan, kalimat-kalimat, teks dalam bahasa tanda. Metode dan teknik pengumpulkan data dengan metode simak dan teknik rekam serta metode cakap dan teknik cakap semuka. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan metode antropologi kognitif atau etnografi baru. Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menghasilkan sebuah kamus kata kolok yang dapat menjadi sebuah dokumentasi, memberikan informasi secara efektif kepada para penggunanya serta menjadi salah satu kegiatan pelestarian kata kolok sebagai bahasa isyarat alami (natural sign language). Adapun hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah pemakaian tipologi sintaksis Kata Kolok secara umum yakni V-O-S dengan tiga model variasi ekspresi yakni: Ekspresi Penyampaian Informasi Dimulai Dari Makna Aktivitas/Proses, Ekspresi Penyampaian Informasi Dengan Pengabaian Partisipan/Pelaku dan Ekspresi Penyampaian Informasi Dengan Makna Penanda Waktu. Temuan berikutnya adalah makna dan tanda yang dikelompokkan menjadi delapan kategori yaitu makna penunjuk orang, makna modalitas, makna yang berhubungan dengan agama, makna yang berhubungan dengan adat sitiadat, makna yang berhubungan dengan budaya, makna yang berhubungan dengan kebutuhan bertahan hidup, makna yang berhubungan dengan perasaan, dan makna penunjuk waktu. Selanjutnya, ditemukan juga sejumlah variasi tanda untuk berbagai makna seperti: variasi tanda pada makna penunjuk orang (‘dia’), variasi tanda pada makna modalitas; ‘harus’, variasi tanda untuk makna yang berhubungan dengan ranah agama; ‘mebanten’ dan ‘Pura’, variasi tanda untuk makna yang berhubungan dengan ranah adat-istiadat; ‘ngaben’, variasi tanda untuk makna yang berhubungan dengan ranah budaya; ‘tajen’, variasi tanda untuk makna yang berhubungan dengan kebutuhan bertahan hidup; ‘berbincang-bincang’, variasi tanda untuk makna yang menerangkan perasaan; ‘sedih’ dan ‘terkejut’. Di samping variasi tanda, juga terdapat fenomena homonimi dan polisemi.

File :
Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka , Halaman belakang lainnya