Praktik Investor dalam Industri Perhotelan di Ubud, Bali


Oleh : I Wayan Kiki Sanjaya
dibuat pada : 2018
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Kajian Budaya

Kata Kunci :
investor, agen, keuntungan, regulasi, dan industri perhotelan

Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini menganalisis praktik (tindakan terstruktur) para investor pada industri perhotelan di Ubud. Kawasan Ubud sudah banyak dilirik para investor sejak tahun 1980-an. Namun, strategi investor terkait dengan perolehan perizinan, pengelolaan, dan mampu eksis di Ubud belum pernah dikaji pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengkaji praktik investor lewat tiga persoalan yakni mengetahui strategi investor dalam industri perhotelan, mengetahui pergulatan ideologi investor dan mengetahui pemaknaan praktik investor pada industri perhotelan di Ubud dari sudut pandang pemangku kepentingan yaitu pemerintah, masyarakat, dan investor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif interpretif dengan menggunakan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik analisis data kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori dualitas Giddens, teori praktik Bourdieu dan teori diskursus kekuasaan/pengetahuan Foucault. Teori-teori tersebut yang digunakan secara eklektik untuk menganalisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi investor tampak dalam penggunaan jasa pihak agen. Penggunaan agen bertujuan melakukan percepatan (dromologi) investasi dalam fase prainvestasi, pembangunan, dan pengelolaan. Pada fase pra investasi, para agen investasi melakukan feasibility study, sosialisasi, dan negosiasi untuk mencari informasi kelemahan regulasi pada tingkat desa dan secepatnya memperoleh perizinan pendirian hotel. Agen investasi juga berperan dalam mempercepat pembangunan fisik investasi. Pada fase pengelolaan investasi, jasa agen digunakan agar secepatnya mendapatkan pengembalian modal dan keuntungan. Praktik yang dilakukan adalah mengadopsi identitas budaya ke dalam produk hotel dan berkolaborasi dengan warga lokal setempat. Adapun tiga ideologi yang melatarbelakangi pergulatan para investor adalah ideologi pariwisata budaya berkelanjutan, compassionate capitalism, dan postmodernisme. Pemaknaan yang lahir atas praktik para investor perhotelan di Ubud beragam sesuai dengan kepentingannya. Pada satu sisi, pemerintah memaknai kehadiran investor sebagai pergulatan dalam penegakan pariwisata budaya, tetapi di sisi lain terbantu dari ruang ekonomi berupa pajak hotel dan restoran. Pemaknaan dari masyarakat atas praktik para investor merupakan perebutan ruang ekonomi sekaligus pergulatan dalam pemenuhan sumber daya manusia profesional di bidang pariwisata. Dari sudut pandang investor, mereka memaknai praktiknya sebagai suatu pergulatan dalam eksistensi investasi, arena persaingan, perang pencitraan, ajang menyukseskan program pemerintah, dan menyejahterakan masyarakat lokal setempat. Penelitian menghasilkan dua temuan. Pertama, temuan teoritis bahwa terjadi transformasi habitus kapitalisme murni ke kapitalisme yang lebih berbelas kasih pada sektor pariwisata di Ubud. Kedua, temuan empiris tentang pergeseran habitus masyarakat Ubud yang identik sebagai pilar budaya menjadi pilar ekonomi dengan fakta banyak masyarakat Ubud menjadi investor dalam sektor perhotelan.

File :
Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka , Halaman belakang lainnya