Struktur Komunitas dan Potensi Parasitoid dalam Pengaturan Populasi Liriomyza spp pada Pertanaman Sayuran di Nusa Tenggara


Oleh : Sri Wahyuni
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Pertanian/Ilmu Pertanian

Kata Kunci :
Kata Kunci : Liriomyza spp., struktur komunitas, Potensi parasitoid, O. chromatomyae, O. dissitus

Abstrak :
ABSTRAK STRUKTUR KOMUNITAS DAN POTENSI PARASITOID DALAM PENGATURAN POPULASI Liriomyza spp. (DIPTERA : AGROMYZIDAE) PADA PERTANAMAN SAYURAN DI NUSA TENGGARA Keberadaan Liriomyza spp. telah banyak dilaporkan sejak tahun 1990-an. Hama tersebut menjadi perhatian khusus bagi peneliti karena tingginya kerusakan tanaman akibat serangan Liriomyza spp. di alam. Pengendalian yang efektif dengan pemanfaatan parasitoid telah banyak dilaporkan keberhasilannya di Negara lain. Di Indonesia, pemanfaatan parasitoid sebagai agen hayati Liriomyza spp. masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas parasitoid dan potensinya sebagai agen pengendali Liriomyza spp. di Nusa Tenggara. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu i) penelitian struktur komunitas parasitoid untuk mengetahui tingkat parasitisasi, keragaman, kelimpahan dan dominasi jenis parasitoid di Nusa Tenggara, ii) pengujian potensi parasitoid untuk mengetahui potensi Opius chromatomyiae dan Opius dissitus sebagai agen hayati yang meliputi preferensi, laju pertumbuhan intrinsik pada setiap jenis inang dan tanggap fungsional parasitoid terhadap kerapatan inang. Terdapat tujuh jenis parasitoid Liriomyza spp. di Nusa Tenggara dengan indeks keragaman (H’=1,44) tertinggi di Flores dan terendah (H’ = 0,75) di Sumbawa. Kelimpahan jenis dan tingkat parasitisasi tertinggi (1853 ekor dan 32,58%) diperlihatkan oleh Neochrysocharis formosa dan terendah (2 ekor, 0,03%) oleh Gronotoma micromorpha. Status dominan (D = 0,43) oleh parasitoid N. formosa hanya terjadi di Sumbawa. Keragaman jenis tanaman inang dan tipe ekosistem kompleks (H’ > 1,0) berkorelasi dengan tingginya nilai indeks keragaman parasitoid. O. chromatomyiae dan O. dissitus memiliki preferensi yang lebih kuat pada L. huidobrensis (Li =0,6119) dibandingkan L. sativae (Li= 0,5941). Potensi laju pertumbuhan intrinsik O. chromatomyiae lebih tinggi terhadap L. huidobrensis (0,3849), dan O. dissitus terhadap L. sativae (0,34402). Tanggap fungsional O. chromatomyiae dan O. dissitus pada inang L. huidobrensis dan L. sativae adalah tanggap fungsional tipe II yaitu laju perasitisasi per individu parasitoid meningkat tajam sampai peningakatan populasi inang tertentu, kemudian mengendur pada peningkatan populasi berikutnya. Nilai laju pencarian inang (a) parsitoid O. chromatomyiae lebih singkat 0,04 jam-1 untuk menemukan L. huidobrensis dan 0,217 jam-1 untuk menemukan L. sativae. Sementara itu, nilai penanganan inang (Th) parasitoid O. chromatomyiae lebih singkat jika dibandingkan dengan O. dissitus yaitu 0,121 jam pada L. huidobrensis dan 0,01 jam pada L. sativa Simpulan penelitian ini adalah : 1) keragaman (H’>1,0) dan kelimpahan (R>5,0) parasitoid tinggi pada ekosistem pertanian yang kompleks. 2) O. chromatomyiae laju pertumbuhan intrinsik lebih tinggi dibandingkan O. dissitus 3) O. chromatomyiae dan O.dissitus lebih memilih L. huidobrensis (Li+) sebagai inangnya 4) O. chromatomyiae memiliki nilai laju pencarian inang (a) dan penanganan inang (Th) yang lebih singkat singkat dibandingkan O. dissitus.

File :
, Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka Halaman belakang lainnya ,