Struktur Klausa Bahasa Lamaholot Dialek Lamalera: Kajian Tipologi Linguistik


Oleh : Drs. Yosef Demon, M.Hum.
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Ilmu Linguistik

Kata Kunci :
Kata kunci: pemarkahan, kalimat simpleks, kalimat kompleks, valensi verba, tipologi sintaksis

Abstrak :
ABSTRAK Penelitian Tipologi Sintaksis Bahasa Lamaholot dialek Lamalera (BLDL) bertujuan untuk (1) merekonstruksi konstruksi dasar klausa simpleks dan klausa kompleks sebagai upaya mengidentifikasi tipologi sintaksis, (2) mendeskripsikan mekanisme perubahan valensi verba (penaikan dan penurunan valensi) ?, dan (3) mendeskripsikan perilaku gramatikal argumen dan sistem aliansi gramatikal dalam struktur klausa BLDL ? Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Teori Relasi Gramatikal dan Teori Tipologi Bahasa. Teori Relasi Gramatikal memperkenalkan tiga jenis relasi gramatikal murni sintaktis, yaitu subjek (S), objek langsung (OL), objek tak langsung (OTL), dan relasi relasi semantis (Oblik) seperti lokatif, benefaktif, dan instrumental (Blake, 1994 ; Palmer, 1994 ; Mattews, 1997). Relasi gramatikal menyatakan proses sintagmatik yang berhubungan dengan valensi verba, relasi sintaktis, relasi semantis, dan relasi pragmatis (Van Valin dan La Polla, 1999, Comrie, 1981 : 59, Blake, 1990 : 194 ; Manning, 1994 : 34, Artawa, 2000 : 490, Shopen, 1992 : 121, Carnie, 2013 : 127). Tipologi bahasa adalah kajian tentang tipe bahasa berdasarkan ciri-ciri struktural yang dimiliki oleh suatu bahasa. Tujuannya adalah untuk menentukan bertipe “apakah sebuah bahasa atau bahasa X bila diamati dari strukturnya” (Keraf, 1987 : 8-12, Comrie, 1981: 30, Shopen, 1992 : 96, Dixon, 2010 : 242, Moravcsik, 2013). Hasil analisis data menunjukkan bahwa struktur dasar klausa simpleks BLDL adalah SVO (FNFVFN) dan OSV (FNFNFV) sebagai struktur turunan. Mekanisme perubahan valensi verba BLDL terutama untuk menyiasati penaikan valensi verba dengan cara (a) alternasi vokal (vowel alternation, internal change, internal modification) dan (b) pola tataurut kata (word order). Penurunan valensi verba BLDL disiasati dengan predikat klausa kedua (secondary predicate). Predikat klausa kedua mengindikasikan keadaan hasilan dari tindakan yang dinyatakan pada predikat pertama. Pengetesan mekanisme sistem pivot pada lima kerangka tes (a), (c), (e), (g), (j) pada konstruksi koordinatif, konstruksi pemerlengkap jusif, dan konstruksi adverbial mencerminkan bahwa BLDL bekerja dengan sistem S/A pivot, sedangkan pada enam kerangka tes (b), (d), (f), (h), (i), (k) menggambarkan BLDL bekerja dengan sistem S/P pivot. Merujuk pada pegelompokan bahasa-bahasa secara tipologis sehubungan dengan fungsi-fungsi pragmatis disimpulkan bahwa BLDL adalah bahasa berpenonjol subjek (subject promoinent language), dengan ciri seperti memiliki struktur dasar klausa berkonstruksi subjek-predikat, penopikalan merupakan konstruksi alternatif. Analsis data membuktikan bahwa BLDL adalah bahasa yang memiliki kecenderungan sebagai bahasa akusatif secara sintaksis.

File :
, Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka Halaman belakang lainnya ,