TINGGINYA KADAR CHOLESTERYL ESTER TRANSFER PROTEIN DAN CHEMERIN SERUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO SINDROM METABOLIK PADA REMAJA OBES, SERTA GAMBARAN POLIMORFISME PROMOTOR GEN CHOLESTERYL ESTER TRANSFER PROTEIN -629C/A


Oleh : dr. I Made Arimbawa, SPA(K)
dibuat pada : 2018
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran/Ilmu Kedokteran

Kata Kunci :
Sindrom metabolik, polimorfisme promotor gen cetp -629C/A, CETP dan chemerin serum kadar tinggi, remaja obes.

Abstrak :
Prevalens sindrom metabolik (SM) pada anak-anak dan remaja meningkat, seiring dengan meningkatnya kejadian obesitas. Beberapa faktor risiko SM seperti peranan cholesteryl ester transfer protein (CETP) yang merupakan protein kunci dalam transportasi high density lipoprotein cholesterol, juga keterlibatan single nucleotide polymorphism (SNPs) dari variasi genetik gen cetp, serta chemerin suatu adipokin baru yang disekresi oleh jaringan adiposa. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui gambaran polimorfisme promotor gen cetp -629C/A dan membuktikan bahwa polimorfisme promotor gen cetp -629C/A, kadar CETP dan chemerin serum sebagai faktor risiko SM pada remaja obes. Penelitian ini merupakan kasus kontrol dengan subjek remaja obes usia 11-18 tahun dari bulan Mei hingga Desember 2017. Sampel direkrut secara konsekutif pada 7 Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di kota Denpasar. Sebagai kasus adalah remaja obes SM dan kontrol adalah remaja obes non SM. Kedua kelompok memenuhi kriteria kelayakan dan dilakukan matched terhadap jenis kelamin dan status pubertas. Data diuji dengan uji Kai-kuadrat, dan regresi logistik dengan tingkat kemaknaan p <0,05. Telah dilakukan studi terhadap 86 subjek remaja obes yang memenuhi kriteria penelitian, masing-masing terdiri dari 43 kasus dan 43 kontrol. Gambaran polimorfisme promotor gen cetp -629C/A sebagai berikut: genotip CC sebanyak 37 (43,02%) subjek, genotip CA 36 (41,86%) subjek, genotip AA 13 (15,12%) subjek, alel C 64% dan alel A 36%. Analisis polimorfisme gen cetp-629C/A menunjukkan genotip AA maupun CA bukan merupakan faktor risiko SM jika dibandingkan dengan genotip CC [berturut-turut OR=0.81 (95%CI 0.23-2.88), p=0,75 dan OR=0.95 (95%CI 0.38-2.37) p=0,91]. Tidak ada perbedaan signifikan antara individu pembawa alel A dengan alel C terhadap risiko SM [OR=0,91 (95%CI 0,39-2,14), p=0,83]. Cut off point kadar CETP adalah ≥2 μg/mL termasuk CETP kadar tinggi, dan <2 μg/mL termasuk normal; kadar chemerin ≥170 ηg/mL termasuk chemerin kadar tinggi, dan <170 ηg/m termasuk normal. Kadar CETP serum tinggi merupakan faktor risiko SM dibandingkan dengan CETP serum normal [OR = 2,82 (95%CI 1,07-7,41), p=0,036] dan chemerin serum kadar tinggi merupakan faktor risiko SM dibandingkan dengan chemerin serum normal [OR=2,77 (95%CI 1,04-7,40), p=0,042]. Penelitian ini menunjukkan bahwa CETP dan chemerin serum kadar tinggi sebagai faktor risiko SM, sedangkan polimorfisme gen cetp -629C/A genotip AA bukan faktor risiko SM. Gambaran polimorfisme gen cetp -629C/A adalah: genotip CC sebanyak 43,02%, genotip CA 41,86%, genotip AA 15,12%, alel C 64% dan alel A 36%.

File :
Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka , Halaman belakang lainnya