SINERGISME ANTIOKSIDAN KUNYIT DAN DAUN ASAM (Curcuma domestica Val. - Tamarindus indica L.) SEBAGAI KRIM INHIBITOR KOLAGENASE


Oleh : Sri Mulyani
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Pertanian/Ilmu Pertanian

Kata Kunci :
kunyit, daun asam, antioksidan, kolagenase, sinergisme.

Abstrak :
Paparan sinar matahari akan mempercepat proses penuaan/aging dan terganggunya proses produksi kolagen. Jika produksi kolagen terganggu maka kulit akan kehilangan kekenyalan dan kerapuhan kulit meningkat. Salah satu upaya untuk mencegah aktifitas radikal bebas dan agar produksi kolagen tidak terganggu adalah mengaplikasikan krim sediaan yang mengandung antioksidan. Kurkumin dalam kunyit adalah antioksidan fenolik merupakan scavenger radikal bebas yang kuat sedangkan daun asam sebagai sumber antioksidan fenolik dan vitamin C. Ke dua bahan tersebut, berpotensi sebagai tabir surya dan bahan anti kerut / anti wrinkle. Penelitian ini bertujuan menentukan : 1) rasio ekstrak kunyit dan daun asam dengan sinergisme antioksidan terbaik; 2) komponen yang terkandung dalam ekstrak; 3) kemampuan ekstrak sebagai inhibitor kolagenase; 4) cara penyimpanan ekstrak yang terbaik ; 5) konsentrasi ekstrak dalam krim yang disukai panelis; 6) karakteristik dan kemampuan krim sebagai inhibitor kolagenase. Penelitian terdiri atas 6 tahap, tahap I terdiri atas 11 perlakuan rasio ekstrak kunyit dan ekstrak daun asam yaitu : (100: 0; 90:10: 80: 20; 70:30; 60: 40; 50:50; 40:60; 30:70; 20:80; 10:90; 0:100) %. Tahap II, identifikasi menggunakan LC-MS terhadap ekstrak kunyit dan daun asam dengan sinergisme antioksidan terbaik. Tahap III, uji inhibitor kolagenase ekstrak kunyit dan daun asam dengan sinergisme antioksidan terbaik, perlakuan konsentrasi ekstrak (0, 20, 40 dan 60) µg/mL. Tahap IV, perlakuan penyimpanan ekstrak pada suhu (25 ± 2)oC ; (5 ± 2)oC dan (-10 ± 2)oC, diamati setiap minggu selama 8 minggu. Tahap V membuat krim dengan perlakuan konsentrasi ekstrak (0, 50,100 dan 150) mg GAE/100 g krim. Tahap VI, karakterisasi krim terbaik dengan pengujian organoleptik dan fisik meliputi homogenitas, viskositas, daya sebar, waktu lekat, rasio pemisahan krim dan uji penghambatan kolagenase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio ekstrak kunyit dan daun asam (8:2) memiliki sinergisme antioksidan tertinggi, dengan nilai 104,53%, dengan standar deviasi terkecil. Terdapat 11 komponen yang dikandung campuran ekstrak, 7 (tujuh) senyawa teridentifikasi berasal dari ekstrak kunyit dan 4 (empat) senyawa teridentifikasi berasal dari ekstrak daun asam. Ekstrak kunyit dan daun asam dengan rasio (8:2) mempunyai total fenolik 11,48 g GAE/100 g, nilai IC50 : 4,403 μg/mL. Polifenol dapat menghambat aktivitas kolagenase dengan bertindak sebagai pengompleks atau sebagai agen pengendap. Penyimpanan ekstrak pada suhu yaitu: (25 ± 2)oC, ( 0 ± 2 )oC dan (-10 ± 2)oC sampai minggu ke-8 menunjukkan kestabilan total fenolik, kapasitas antioksidan dan nilai IC50. Vitamin C menunjukkan trend penurunan pada penyimpanan suhu kamar. Sampai minggu ke-8 menunjukkan bahwa variasi suhu penyimpanan tidak menyebabkan perbedaan pada semua variabel yang diukur. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan ekstrak sampai dengan 150 mg GAE/100g krim tidak menunjukkan perbedaan pada variabel organoleptik. Pemilihan penambahan konsentrasi 50 mg GAE/100 g krim akan lebih menguntungkan ditinjau secara organoleptik. Hasil uji organoleptik krim selama enam minggu menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak dalam pembuatan krim berpengaruh pada warna dan daya sebar, tetapi tidak menunjukkan pengaruh pada aroma dan penerimaan keseluruhan. Karakteristik fisik krim selama 6 (enam) minggu adalah :daya sebar memenuhi syarat, diameter daya sebar (5-7) cm. Terjadi penurunan daya lekat krim, namun masih memenuhi spesifikasi krim. pH masih berada rentang pH fisiologis kulit (4-7), dengan viskositas krim masih memenuhi syarat SNI. Penyimpanan sampai minggu ke-6 tidak mempengaruhi daya hambat kolagenase krim nilai IC50:1.792 ,75µg/mL. Simpulan penelitian ini sebagai berikut, ekstrak kunyit dan ekstrak daun asam rasio (8:2) memiliki sinergisme antioksidan 104,53%, dengan karakteristik total fenolik (11,48± 0,174)g GAE/100g ; kapasitas antioksidan (6,22 ± 0,459) gGAEAC/100 g dan IC50 (129,954 ± 5,079) µg/mL. Terdapat 11 komponen dalam ekstrak yaitu, Demetoksikurkumin 2, 4-Isopropyltoluene, Turmeronol-B, Bisdemetoksikurkumin, Demetoksikurkumin, Kurkumin, 5-(3,5-dichlorophenyl) sulfanyl-4-propan-2-yl-1-(pyridin-4ylmethyl)imidazol2-yl]methyl carbamate, Vitamin C, 2,6-di-tert-butil-4-metilfenol(BHT), 1-methoxy-4-[2( (4phenylphenyl) ethenyl]benzene dan 4”-O Metilepigallo-katekin 3-O-gallate. Ekstrak mampu menghambat kolagenase, pada rasio (8:2) nilai IC50. : 4,403 μg/mL. Penyimpanan ekstrak selama 8 minggu pada suhu (25 ± 2)oC ; (0 ± 2)oC dan (-10 ± 2)oC, tidak berpengaruh terhadap semua variabel yang diamati. Karakteristik ekstrak pada minggu ke-8 adalah sebagai berikut, total fenolik berkisar (15,013-15,655) g GAE/100g ; kapasitas antioksidan berkisar (6,836-6,617) g GAEAC/100g; vitamin C berkisar (51,789 - 316,52) mg/100g dan IC50 berkisar (93,333-79,647)μg /mL. Sediaan krim konsentrasi 50 mg GAE/100g merupakan krim yang disukai dengan karakteristik organoleptik sebagai berikut warna dengan kriteria agak suka ; aroma dengan kriteria agak suka ; daya sebar dengan kriteria agak suka dan penerimaan secara keseluruhan dengan kriteria agak suka. Karakteristik fisik sediaan krim pada pengamatan minggu ke-6 menunjukkan hasil krim homogen, viskositas (4.333- 12.667) cp; daya sebar 5,6 cm ; waktu lekat 30,1 detik; nilai rasio pemisahan krim : 1 (satu). Karakteristik organoleptik krim warna dengan kriteria biasa ; aroma dengan kriteria biasa; daya sebar dengan kriteria agak suka dan penerimaan secara keseluruhan dengan kriteria agak suka, serta krim menghambat 50% aktifitas kolagenase dengan nilai IC50: 1.792,75 µg/mL

File :
Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka , Halaman belakang lainnya