Kontroversi Komodifikasi Ritual Mangalahat Horbo Bius di Pulau Samosir Sumatera Utara


Oleh : MANGIHUT SIREGAR
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Kajian Budaya

Kata Kunci :
kontroversi, komodifikasi, ideologi, kekuasaan, wacana.

Abstrak :
Ritual mangalahat horbo bius merupakan suatu tradisi orang Batak untuk memberikan persembahan terbaik kepada Tuhan mereka Mula Jadi na Bolon. Masuknya penjajah Belanda ke daerah Tapanuli yang sekaligus menyiarkan agama Kristen dan Katolik mengakibatkan tradisi mangalahat horbo bius menjadi tradisi terlarang. Pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Samosir melakukan suatu terobosan baru dengan melakukan pertunjukan ritual mangalahat horbo bius sebagai daya tarik pariwisata ke Pulau Samosir. Sejak dilakukan ritual mangalahat horbo bius menjadi komoditas terjadi sikap pro dan kontra di tengah masyarakat. Untuk mendalami sikap pro dan kontra ini maka perlu dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui proses komodifikasi ritual mangalahat horbo bius, menjelaskan penyebab terjadinya kontroversi komodifikasi ritual mangalahat horbo bius dan memahami implikasi kontroversi komodifikasi ritual mangalahat horbo bius tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam terhadap tokoh masyarakat, tokoh agama Katolik, tokoh agama Kristen, dan juga Pemerintah Kabupaten Samosir. Teori yang digunakan untuk menganalisis yaitu teori diskursus kekuasaan/pengetahuan, teori postkolonial, teori praktik sosial, dan teori komodifikasi. Masing-masing teori ini digunakan secara eklektik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertunjukan ritual mangalahat horbo bius yang disponsori Pemerintah Kabupaten Samosir bertujuan untuk menarik minat kunjungan ke Pulau Samosir. Gereja Katolik mendukungnya dengan tujuan menyiarkan agama Katolik kepada masyarakat. Sebaliknya gereja HKBP menentang pertunjukan ritual mangalahat horbo bius karena mempertontonkan sadisme, okultisme, dan juga alasan teologis. Adanya perbedaan pandangan akan pertunjukan ritual mangalahat horbo bius menjadikannya sebagai pertunjukan yang kontroversi. Melalui penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa pertunjukan ritual mangalahat horbo bius yang bertujuan menarik minat kunjungan wisata sangat kontraproduktif. Disarankan pertunjukan ini tidak dilanjutkan sebagai daya tarik kunjungan ke Pulau Samosir. Apabila Pemerintah Kabupaten Samosir ingin memajukan pariwisata dengan mengangkat pariwisata budaya lebih baik menggali unsur budaya lain yang lebih menarik bagi wisatawan dan tidak kontroversial di tengah masyarakat.

File :
Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka , Halaman belakang lainnya