Relasi Kuasa Punggawa-Sawi pada Nelayan Etnis Bajo di Tiworo Utara Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara


Oleh : AKHMAD MARHADI
dibuat pada : 2018
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Kajian Budaya

Kata Kunci :
Relasi Kuasa, Punggawa-Sawi, Etnis Bajo, Ideologi, dan Kapitalis.

Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini membahas relasi kuasa dalam kehidupan ekonomi etnis Bajo di Tiworo Kepulauan Kecamatan Tiworo Utara Kabupaten Muna Barat. Relasi kuasa yang dimaksud adalah hubungan patron-klien antara pemilik modal dengan pekerja, atau disebut dengan istilah “punggawa-sawi”. Relasi ini pada awalnya berjalan baik dan saling menguntungkan. Namun, setelah masuknya arus globalisasi dan ideologi kapitalisme pada masa Orde Baru sekitar tahun 1970-an dan 1980-an hingga era reformasi 1998 sampai sekarang, relasi kuasa punggawa-sawi melahirkan hegemoni pada kelompok sawi yang berdampak pada kesenjangan ekonomi dalam kehidupan etnis Bajo. Adapun, fokus masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagaimana bentuk-bentuk relasi kuasa punggawa-sawi; (2) ideologi apa yang ada dalam relasi kuasa punggawa-sawi; dan (3) apa implikasi dari relasi kuasa punggawa-sawi pada nelayan etnis Bajo di Kecamatan Tiworo Utara Kabupaten Muna Barat. Teori-teori dalam penelitian ini adalah teori Relasi Kuasa Foucault, yang digunakan untuk mengkaji bentuk-bentuk relasi kuasa punggawa-sawi dan teori Kapital Bordieu, yang digunakan untuk mengkaji ideologi dalam relasi kuasa punggawa-sawi dan implikasi yang terjadi dalam relasi kuasa punggawa-sawi pada nelayan etnis Bajo. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik penentuan infoman menggunakan teknik purposive sample dan Snowball. Hasil penelitian menunjukkan, dalam membentuk relasi kuasa dan hegemoni para punggawa selain secara langsung dalam merekrut sawi sebagai pekerja untuk mengumpulkan hasil laut, juga melakukan kuasa dan hegemoni lewat punggawa lainnya, melalui pembatasan modal dan pengekangan penjualan, juga memanipulasi regulasi pemerintah, relasi kuasa dan hegemoni lewat pedagang luar dan lewat aparat keamanan, dengan tujuan mengejar keuntungan ekonomi. Ideologi kekuasaan, kapitalisme dan religiusitas merupakan faktor yang mendukung terjadinya hegemoni terhadap sawi. Dalam hal ini, relasi kuasa antara para punggawa dan sawi berimplikasi pada aspek ideologi yang turut memengaruhi sistem pengetahuan etnis Bajo. Selain itu, hal ini juga berimplikasi pada aspek ekonomi, yaitu ketidaksetaraan pendapatan antara punggawa dengan sawi, aspek politik, yaitu keterlibatan para punggawa dalam politik praktis, serta berimplikasi pula terhadap kondisi stratifikasi sosial, di mana perubahan pada sistem stratifikasi sosial terjadi pada masyarakat etnis Bajo.

File :
Cover , Lembar Pengesahan , Daftar Isi, Abstrak, BAB I , BAB II , BAB III , BAB IV , BAB V , Daftar Pustaka , Halaman belakang lainnya