Analisis Komponen Pendukung Pariwisata Dalam Rangka Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Badung Propinsi Bali


Oleh : Dr. I Gde Sujana Budhiasa. SE., M.Si
dibuat pada : 2016
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Sarjana Ekonomi

Kata Kunci :
Penelitian Desa Pariwisata Kabupaten Badung

Abstrak :
Peluang peningkatan pangsa pasar perjalanan wisata tidak serta merta dapat diraih, karena pangsa pasar perjalanan wisata telah semakin bersaing sehbubgan dengan semakin menguatnya penataan dan pembangunan destinasi wisata di pelbagai negara. Dalam rangka membangun datya saing pariwisata wilayah yang memiliki potensi alam dan berpotensi menjadi obyek dan daya tarik wisata perlu dikemas lebih lanjut melalui penyiapan komponen infrastruktur wisata, akses pariwisata yang memadai serta kondisi sosial budaya yang dapat dipadukan sedemikian rupa untuk dapat menjadikan wilayah destinasi bersangkutan menjadi daya obyek wisata. (Bhatt, 1994). Penataan kawasan destinasi wisata menjadi kawasan wisata bernilai jual, apabila terdapat dukungan sumber daya lingkungan baik sumber daya komponen industri pariwisata serta sosial budaya yang dapat memberikan kenyamanan bagi sebuah proses pengembangan destinasi wisata yang berdaya saing ( Cottrell et al, 2013). Komponen pendukung tentang peningkatan obyek wisata dan daya tarik wisata dapat menjadi sektor yang menjanjikan dalam mewujudkan keberadaan destinasi wisata dalam rangka menciptakan peluang bagi peningkatan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat, adalah sepenuhnya berada pada inisiatif pemerintah lokal bersama jajaran pengusaha dan partisipasi masyarakat dalam bersatu padu membangun promosi wisata, serta penyiapan destinasi wisata yang mampu menciptakan pelayanan bermutu dalamrangka mewujudkan kepuasan wisatawan sebbagai pengguna daya tarik dan obyek wisata. Penelitian ini melakukan pengembangan studi tentang desa wisata kabupaten Badung utara yang sejak ditetapkan sebanyak sebelas desa wisata Badung utara pada tahun 2001 sampai saat ini belum tampak menunjukkan kinerja yang diharapkan, sehingga terjadi ketimpangan pendapatan yang tinggi antara Badung selatan dengan basis aktivitas pariwisata internasional, dengan wilayagh Badung utara yang masih tertinggal dalam pembangunan pariwisata peunjang dan industri yang diharapkan dapat menjadi pemicu bagiperbakan pendapatan masyarakat Badung utara. Model penelitian dikembangkan dengan menggali lebih banyak peluang dan potensi destinasi wisata serta hambatan yang dapat diidentifikasi yang menghambat ruang gerak desa wisata menjadi berkembang.