Pergeseran Hubungan Siwa-Sisya (Patron-Klien) dalam Keberagaman Umat Hindu di Kota Denpasar


Oleh : Prof. DR. A.A. NGR. ANOM KUMBARA, M.S
dibuat pada : 2016
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Sarjana Antropologi Budaya

Kata Kunci :
patron-klien, keberagamaan, modernitas, perubahan sosial

Abstrak :
Abstrak Perkembangan Kota Denpasar yang sangat pesat sebagai pusat aktivitas perdagangan, pariwisata, dan pendidikan telah menjadikan kota Denpasar sebagai kota metropolitan. Akibat dari pesatnya perkembangan tersebut telah mendorong terjadinya trasformasi masyarakat yang semakin cepat dan mendalam, tidak hanya dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya, tetapi juga telah menyentuh demensi praktik dan makna keberagamaan Umat Hindu. Perubahan praktik dan makna keberagaamaan yang dimaksud di sini adalah terjadinya pergeseran pola hubungan tradisi mesiwa-sisya (patron-klien) dalam pelaksanaan upacara keagamaan atau keberagamaan umat Hindu di Kota Denpasar. Bila dicermati, bahwa pergeseran tersebut disinyalir berkaitan erat dengan dampak modernisme dan kapitalisme, serta kepentingan eksistensi kewangsaan. Adanya muatan ideology kapitalisme dan kepentingan eksistensi kewangsaan tersebut, bila tidak dilakukan solusi dan antisipasi tentu dapat menggangu harmonisasi hubungan antarwangsa, antarsiwa-sisya dan religiusitas keberagamaan umat Hindu. Agar dapat diambil solusi dan antisipasi terhadap disharmoni hubungan tersebut secara tepat guna sesuai dengan dinamika dan tuntutan perubahan, maka terlebih dahulu diperlukan penelitian yang mendalam dan ilmiah sebagai dasar dalam menetukan kebijakan. Dengan demikian. upaya studi mendalam dan holistic tentang pergeseran hubungan siwa-sisya (patron-klien) dalam keberagamaan umat Hindu di Kota Denpasar memiliki signifikasi teoritis maupun praktis. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi upaya pengembangan teori patron-klien dalam konteks medernitas perspektif antropologi agama (sosio-budaya). Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam kebijakan bagi umat Hindu dalam menjaga regiulitas, srada-bhakti, dan hormonisasi hubungan antara siwa-sisya dan antar siwa (pedanda) satu dengan siwa (pedanda) yang lain.