Analisis Kesehatan Daging dan Jeroan Babi Produksi Rumah Pemotongan Hewan yang Berpotensi Menularkan Penyakit Zoonosis pada Manusia


Oleh : Drh. I Ketut Suada, M.Si.
dibuat pada : 2016
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran Hewan/Sarjana Pendidikan Dokter Hewan

Kata Kunci :
Kesehatan daging dan jeroan babi, RPH, Zoonosis

Abstrak :
Pengetahuan masyarakat tentang daging yang sehat dan berkualitas serta aman untuk dikonsumsi masih rendah. Umumnya masyarakat tidak tahu dan sebagian lagi tidak mau tahu apakah daging yang dikonsumsi berasal dari proses penyediaan daging yang terjamin keamanannya. Menurut WHO, sekitar 75% penyakit-penyakit baru yang menyerang manusia dalam dua dasa warsa terakhir disebabkan oleh patogen-patogen yang berasal dari hewan atau produk hewan, sehingga pangan asal hewan lebih berpotensi berbahaya jika dibandingkan dengan pangan asal nabati. Oleh sebab itu aspek keamanan pangan asal hewan perlu mendapat perhatian khusus. Menurut peraturan Menteri Pertanian, semua daging dan organ tubuh hewan yang akan dipasarkan ke masyarakat harus disembelih di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) supaya mendapat pengawasan yang ketat sehingga produk pangan asal hewan tersebut sehat dan berkualitas serta aman untuk dikonsumsi. Pada kenyataannya, dalam mata rantai peredaran daging mulai dari produksi sampai ke konsumen, tidak selalu mendapat pengawasan dan pemeriksaan. Hal ini terjadi karena keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, dan kemampuan mendiagnosis penyakit pada hewan, sehingga daging yang dijual ke pasar kemungkinan tidak sehat dan membahayakan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesehatan daging dan organ tubuh (jeroan) babi produksi RPH yang berpotensi menularkan penyakit zoonosis pada manusia. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi kualitatif yaitu menganalisis kesehatan daging dan jeroan babi yang diperiksa secara inspeksi, palpasi, dan incici berdasarkan perbedaan jenis kelamin (jantan dan betina) dan umur hewan (anakan dan dewasa) dengan ulangan penelitian sebanyak 10 kali sehingga total sampel yang diuji masing-masing sebanyak 40 sampel. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kesehatan daging babi dan mencegah resiko penularan penyakit zoonosis pada konsumen.