KEKERASAN VERBAL DALAM KONTEKS KEBUDAYAAN BALI


Oleh : Prof. Dr.Drs I Wayan Simpen,M.Hum
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Doktor Ilmu Linguistik

Kata Kunci :
kekerasan verbal, mitos, kebudayaan Bali

Abstrak :
Santun atau tidaknya pemakaian bahasa diukur dari budaya penuturnya. Demikian pula, kasar tidaknya pemakaian bahasa juga berkaitan dengan budaya penuturnya. Hal yang dianggap santun dalam suatu budaya, biasanya berkaitan dengan sesuatu yang dihormati, disakralkan, ditabukan, dan atau disembunyikan. Ada hubungan yang amat erat tentang bahasa dan budaya. Fishman (1974) menyebutkan bahwa bahasa adalah simbol budaya, bahasa adalah bagian budaya, dan bahasa adalah indeks budaya. Cara-cara berbahasa yang dipertontonkan orang tua di rumah dan guru-guru di sekolah, seperti menyindir, mengejek, menghina, membentak, melecehkan, memaki/mencaci, serta mengancam merupakan jenis kekerasan verbal. Kekerasan verbal sendiri bersumber pada banyak hal, misalnya kepercayaan/leluhur, orang tua, mahluk gaib, bagian tubuh yang dihormati atau disembunyikan, dan lain-lain. Salah satunya yang menjadi fokus kajian ini adalah kekerasan verbal berkaitan erat dengan mitos yang berkembang dalam masyarakat Bali. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat mencermati sejumlah mitos dalam konteks kebudayaan Bali berkaitan erat dengan kekerasan verbal. Dengan begitu, nantinya dapat dibuktikan bahwa setiap mitos pada hakikatnya memiliki tujuan agar manusia berjalan di rel kebenaran. Lebih lanjut, dapat pula dilihat bahwa mitos tidak selamanya bersifat mutlak karena setiap mitos pasti ada jalan penengahnya