STRATEGI KONSERVASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS REINTERPRETASI RITUAL PERANG KETUPAT SEBAGAI DAYA TARIK WISATADI DESA KAPAL KABUPATEN BADUNG.


Oleh : Dr. Drs. I Made Sendra, M.Si
dibuat pada : 2016
Fakultas/Jurusan : Fakultas Pariwisata/Sarjana Industri Perjalanan Wisata

Kata Kunci :
strategi konservasi lahan pertanian, ritual perang ketupat, reinterpretasi, daya tarik wisata, dualitas

Abstrak :
Usulan penelitian ini dengan judul “Strategi Konservasi Lahan Pertanian Berbasis Reinterpretasi Ritual Perang Ketupat sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Kapal Kabupaten Badung” ini, bertujuanmereinterpretasikantradisi Perang Ketupat dari kesadaran praktis menjadi kesadaran reflektif melalui pelembagaan pariwisata, sehingga kearifan lokal berbasis tradisi agraris dapat dilestarikan. Urgensi penelitian ini untuk mengurangi alih fungsi lahan pertanian subak di desa Kapal Badung dengan mendekonstruksi cara pandang pragmatis materialistik, yang bertentangan dengan nilai kearifan lokal. Tradisi Perang Ketupat, sebagai basis nilai masyarakat agraris yang mengutamakan keselarasan antara Tuhan, manusia, dan alam. Masyarakat Desa Kapal saat ini hanya memaknai Ritual Perang Ketupat sebagai kesadaran praktis, artinya ritual hanya dilakukan sebagai rutinitas tradisi budaya tahunan, sehingga perlu ditumbuhkan munculnya kesadaran reflektif. Perlu adanya kajian untuk menumbuhkan kesadaran refleksif masyarakat terhadap tradisi ini, dengan menjadikan ritual Perang Ketupat sebagai daya tarik wisata, agar masyarakat lokal dapat mengambil manfaat secara ekonomi, sosial dan budaya, yang diharapkan mampu meredam keingan masyarakat untuk melakukan alih fungsi lahan sawah. Tahun pertama penelitian ini akan memfokuskan penelitian pada aspek “bentuk, fungsi dan makna ritual perang ketupat”. Pada tahun ke dua penelitian ini akan memfokuskan pada “pergeseran-pergeseran sistem nilai tersebut”. Pada tahun ke tiga penelitian akan difokuskan pada “daya tarik wisata perang ketupat sebagai strategi konservasi lahan pertanian sawah di desa adat Kapal”. Metode yang dipakai untuk menjelaskan permasalahan dalam kajian ini adalah metode kualitatif.Teori Strukturasi dari Antony Giddens akan digunakan sebagai pisau analisis. Luaran (output) dari penelitian ini berupa kode etik kepariwisataan di desa adat kapal terkait dengan aturan pembagian ruang (ranah) sakral dan profan ketika wisatawan menonton ritual ini.