IDENTIFIKASI SECARA MORFOLOGI DAN MOLEKULER PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA STROBERI DI BALI DAN POTENSI PENGENDALIANNYA DENGAN MIKROBA ANTAGONIS


Oleh : Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P.,M.Agr.
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Pertanian/Magister Bioteknologi Pertanian

Kata Kunci :
Stroberi, penyakit baru, layu, identifikasi morfologi, identifikasi molekuler, mikroba antagonis

Abstrak :
Stroberi (Fragaria sp.) merupakan tanaman buah dari anggota Familia Rosaceae yang banyak dibudidayakan di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Stroberi mulai dibudidayakan pada tahun 1983 di kawasan Bedugul Bali. Tanaman Stroberi di dua daerah sentra produksi, yaitu Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng dan Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan saat ini banyak mengalami sakit layu. Penyakit layu stroberi adalah penyakit yang baru berkembang di kedua daerah tersebut dan mengakibatkan penurunan produksi mencapai 80% (hasil wawancara petani). Gejala penyakit layu pada tanaman stroberi ditandai dengan membusuknya perakaran tanaman. Pada batang dan pangkal batang tanaman mengalami perubahan warna dari hijau menjadi coklat, dan pada bagian daun terdapat bercak berwana coklat yang kemudian mengakibatkan daun menjadi layu serta kering. Kelayuan tanaman dapat terjadi secara bertahap pada beberapa daun dan akan berkembang ke seluruh bagian tanaman. Gejala tanaman yang terserang parah mengakibatkan kematian tanaman stroberi secara cepat. Informasi tentang penyakit pada tanaman stroberi di Indonesia, khususnya di Bali sangat sedikit sehingga patogen penyebab penyakit sangat sulit untuk diidentifikasi secara visual berdasarkan gejalanya. Identifikasi patogen dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri morfologi dari patogen. Untuk identifikasi yang lebih akurat dilakukan identifikasi melalui pendekatan molekuler dengan menganalisa DNA yang menyandi ribosomal DNA (rDNA). Gen 18S rDNA, termasuk daerah internal transcribed spacers (ITS), ITS1 dan ITS4 telah banyak digunakan dalam kajian filogenetik. Hasil amplifikasi daerah ini menghasilkan pita dengan ukuran berbeda yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies jamur. Pengendalian penyakit layu di Daerah bedugul saat ini sangat tergantung dengan pengguunaan pestisida kimia sintetis. Seiring dengan berkebangnya perhatian terhadap kesehatan dan lingkungan, pengguunaan pestisida kimia sintetis sangat dihindari terutama untuk bahan-bahan pangan segar. Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi patogen penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi secara morfologi dan berdasarkan analisis molekuler sehingga hasil identifikasi lebih akurat. Identifikasi molekuler akan dilakukan dengan menggunakan metode PCR, serta sequence dan analisis filogeni. Pengendalian dengan mikroba antagonis juga perlu ditemukan sebagai salah satu alternatif pengganti pestisida kimia sintetis untuk mengendalikan penyakit layu stroberi.