PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (Xanthomonas oryzae pv.) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) DI SUBAK MUNGGU, KABUPATEN BADUNG


Oleh : Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P.,M.Agr.
dibuat pada : 2019
Fakultas/Jurusan : Fakultas Pertanian/Magister Bioteknologi Pertanian

Kata Kunci :
Padi, Hawar Daun Bakteri, Xanthomonas oryzae pv. oryzae, Produksi

Abstrak :
Beras menjasi sumber pangan pokok bagi penduduk Indonesia. Bahkan karena pentingnya beras bagi masyarakat, Indonesia mencanangkan untuk berswasembada beras. Untuk memenuhi target swasembada beras, seluruh Provinsi di Indonesia berusaha meningkatkan produksi berasnya termasuk Provinsi Bali.Provinsi Bali dengan luas wilayah yang relatif kecil memiliki produktivitas padi yang cukup tinggi dibandingkan di beberapa provinsi di Indonesia karena didukung oleh sistem irigasi dan kelembagaan tani yang cukup baik. Sebelum dicanangkannya program swasemabada beras, produksi padi di Bali pada beberapa tahun cenderung mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Penurunan produksi padi salah satunya disebabkan karena penyakit hawar daun bakteri (HDB) yang lebih populer dengan nama penyakit “kresek” yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Penyakit ini termasuk salah satu penyakit utama padi. Secara ekonomis penyakit ini dilaporkan dapat menyebabkan kehilangan hasil yang cukup tinggi, terutama pada musim hujan, mencapai 20,6 - 35,6%, sedangkan pada musim kemarau mencapai 7,5 - 23,8% (BBPOPT, 2007). Penyakit yang timbul sejak pertumbuhan awal dapat menyebabkan kehilangan hasil yang nyata, bahkan puso. Bila serangan terjadi pada fase berbunga, proses pengisian gabah menjadi terganggu, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70%. Laporan mengenai perkembangan penyakit hawar daun bakteri di Kabupaten Badung dan pengaruhnya terhadap penuruanan hasil masihsangat terbatas. Maka dilakukan penelitian ini untuk dapat memberikan informasi secara pasti perkembangan penyakit di Badung dan seberapa besar pengaruhnya terhadap penurunan hasil.