Perbedaan Kejadian Gangguan Memori Spasial Pada Tikus Diinduksi D-Galaktosa Oral dan Injeksi Intraperitoneal


Oleh : Dr. dr. Ketut Widyastuti, Sp.S(K)
dibuat pada : 2019
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran/Spesialis Neurologi

Kata Kunci :
memori_spasial; d_galaktosa; oral; intraperitoneal

Abstrak :
Proses penuaan dapat meningkatkan kejadian penyakit neurodegeneratif seperti demensia. Demensia ditandai dengan hilangnya kinerja kognitif untuk penyimpanan memori spasial secara bertahap.1 Pengujian kognitif pada tikus model demensia untuk menilai domain memori spasial dibuat identik dengan pemeriksaan neuropsikologi pada manusia.3 Memori spasial berkaitan dengan kemampuan mengingat ruang, mengenali bentuk dan jarak.2 Test Y-Maze dikembangkan untuk menilai memori kerja berbasis pembelajaran spasial dengan menilai keaktifan tikus dalam mengeksplorasi lingkungan yang baru dan mencari makanan dengan cepat dan efisien.4 Induksi D-galaktosa pada tikus akan menyebabkan terbentuknya advanced glycation end products (AGE) dan reactive oxygen species (ROS) sehingga terjadi disfungsi mitokondria, stres oksidatif, inflamasi dan apoptosis pada sel-sel saraf.7 Penuaan otak yang diinduksi d-galaktosa sangat tergantung dosis, dimulai dari 100 mg/kg/hari hingga 500 mg/kg/hari dengan pemberian selama 6-8 minggu.8 Penelitian tikus model demensia dilakukan dengan pemberian d-galaktosa umumnya melalui injeksi intraperitoneal dan subkutan sedangkan pemberian d-galaktosa oral belum mendapat perhatian yang cukup.10 Hubungan temporal dari efek pemberian d-galaktosa juga masih belum jelas. Sebagian besar penulis menyebutkan bahwa pemberian kronis d-galaktosa dapat menyebabkan gangguan belajar dan memori pada tikus sedangkan efek akut pemberian d-galaktosa belum jelas.9 Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek induksi d-galaktosa pada tikus Wistar melalui dua rute yang berbeda yaitu injeksi intra peritoneal dan per oral terhadap memori spasial menggunakan test Y maze. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian postest control group design. Tikus wistar jantan berumur 12-14 minggu dengan berat 200-300gram dipelihara di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Sampel penelitian sebanyak 10 tikus untuk masing-masing kelompok diinduksi dengan d-galaktosa oral dan injeksi intraperitoneal selama 8 minggu. Waktu penelitian dimulai dari bulan April hingga Juni 2019. Penilaian memori spasial menggunakan test Y maze dievaluasi pada akhir minggu ke 2, 4 dan 8. Gangguan memori spasial dinilai berdasarkan alternasi spontan dinyatakan dalam skala numerik selanjutnya dilakukan uji normalitas Shapiro Wilk. Bila data berdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik independent t test untuk mencari perbedaan pada kedua kelompok. Bila salah satu atau kedua kelompok tidak berdistribusi normal digunakan uji non parametrik Mann Whitney. Tingkat kemaknaan dengan p, dan interval kepercayaan 95% (?=0,05). Apabila drop out lebih dari 15%, maka akan dilakukan analisis intention to treat. Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan program SPSS 20.0 for Windows.