BALINESE LANDSCAPE: KONSERVASI DAN PERKEMBANGAN PADA POLA PERMUKIMAN DESA TRADITIONAL DI DESA BUAHAN, KINTAMANI


Oleh : Ni Made Yudantini, ST, M.Sc., Ph.D
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknik/Magister Arsitektur

Kata Kunci :
Balinese landscape, konservasi, pola permukiman, Bali Aga

Abstrak :
Pulau Bali secara internasional terkenal akan budaya, tradisi, adat istiadat serta alamnya yang masih alami seperti pantai, pegunungan, desa tradisional dengan subak sistem, serta udara yang cukup dingin di daerah pegunungan yang membentang dari bagian Timur hinga ke Barat Pulau Bali. Hal ini membagi Pulau Bali menjadi Bali bagian utara dan Bali bagian Selatan. Kondisi topografi ini juga menggambarkan menyebaran keberadaan desa-desa tradisional yang dikenal dengan Bali Aga atau Bali Mula atau Bali Kuno dimana sebagian besar tersebar di derah pegunungan dan sebagian kecil daratan di bagian Timur Pulau Bali. Kondisi ini juga erat kaitannya dengan sejarah Bali semenjak ekspansi Patih Gajah Mada utusan kerajaan Majapahit pada tahun 1343, dimana beberapa orang-orang Bali menolak tata aturan, budaya baru serta pengaruh yang dibawa oleh Kerajaan Majapahit. Orang-orang Bali asli ini kemudian menetap di daerah-daerah terpencil di kaki gunung serta perbukitan maupun sepanjang danau dengan tetap mempertahankan adat istiadat aslinya hingga saat ini. Yudantini (2015) telah melakukan pemetaan awal tentang ekistensi jumlah dan penyebaran desa-desa tua (Bali Aga) dimana terdapat sejumlah 62 desa di tujuh kabupaten di Propinsi Bali. Sebanyak 12 desa kuno terdapat di Kabupaten Karangsem, 14 desa di Kabupaten Buleleng, 26 desa Bali Aga berada di Kabupaten Bangli, 3 desa terdapat di Kabupaten Gianyar, 2 desa di kabupaten Klungkung, 2 desa di Kabupaten Badung dan 3 desa tua di Kabupaten Tabanan. Pemetaan ini dilakukan berdasarkan inventarisasi desa-desa tradisional yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali (1988/1989), dan beberapa sumber dari penelitian-penelitian sebelumnya seperti Covarubias (1974), Muller (2011), Reuter (2002), Krause (1988), Dwijendra (2009) serta peneliti lainnya. Penelitian terhadap desa-desa tua (Bali Aga) tetap menjadi topik menarik dan tidak pernah habis untuk dibahas terkait dengan keunikannya sebagai desa tua yang tetap bertahan dengan adat istiadatnya. Untuk itu Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana telah menetapkan bahwa desa-desa Bali Aga menjadi fokus utama penelitian sejak tahun 2016. Dalam hal ini, Desa Buahan sebagai salah satu desa Bali Aga di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli menjadi studi objek dalam penelitian ini. Sebagian besar desa-desa tua memiliki pola permukiman yang linear seperti halnya Desa Buahan dengan bentang alamnya di kelilingi perbukitan dan hamparan Danau Batur. Proposal yang diajukan ini berjudul Balinese Landscape: Konservasi dan Perkembangan Pada Pola Permukiman Desa Traditional di Desa Buahan, Kintamani. Adapun metodelogi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah melalui observasi pada studi kasus yaitu Desa Buahan untuk mendalami bentang alam serta perkembangan khususnya pada pola permukimannya tak terpisahkan dari lanskap wilayah itu sendiri yang membentuk bentang alam Pulau Bali. Interview dilaksanakan kepada kepala desa dan tokoh-tokoh adat yang memegang peran penting dalam pelaksanaan adat istiadat di Desa Buahan, sehingga tetap terjaga keaslian budaya dan tradisi secara turun temurun. Dokumentasi juga memegang peranan penting untuk menunjang analisa untuk mendapatkan pemahaman dan informasi tentang Desa Buahan, dimana dokumentasi yang akan disajikan adalah dari berbagai dokumentasi masa lalu hingga sampai saat ini untuk melihat perubahan dan perkembangan di dalam mendukung konservasi dari desa-desa Bali Aga baik tangible maupun intangible. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih kongkrit dan strategi di dalam pelestarian desa-desa tua (Bali Aga) di Propinsi Bali. Harapan ke depan bagi para akademisi adalah untuk dapat menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian lanjutan yang tidak terbatas hanya dalam bidang ilmu arsitektur, namun dalam bidang ilmu lainnya secara holistik