Sinergistik senyawa aktif ekstrak bumbu khas bali sebagai fungisida nabati untuk menghambat jamur Athelia rolfsii penyebab penyakit busuk batang pada tanaman kacang kedelai (Glicine max L.


Oleh : Dr. Ni Made Susun Parwanayoni.S.Si.,M.Si
dibuat pada : 2019
Fakultas/Jurusan : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/Sarjana Biologi

Kata Kunci :
Sinergi, ekstrak, bumbu khas bali, fungisida nabati

Abstrak :
ABSTRAK Kedelai (Glicine max L. Merr) merupakan sumber pangan yang memiliki kandungan nutrisi cukup tinggi yaitu sebagai sumber protein, lemak, serta vitamin. Indonesia sekitar 20 tahun terakhir ini masih terus melakukan import kedelai, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu penyebab rendahnya produksi kacang kedelai di Indonesia karena adanya serangan hama dan penyakit. Penyakit yang sering terjadi pada tanaman kacang kedelai adalah penyakit busuk batang, terutama disebabkan oleh jamur tular tanah Sclerotium rolfsii atau Athelia rolfsii. Pengendalian dengan pestisida sintetik telah banyak menimbulkan dampak kurang baik pada ekosistem, lingkungan, manusia, maupun terhadap bahan pangan. Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menunjang sistem pertanian berkelanjutan, menjaga ketahanan pangan agar tetap tersedia secara berkesinambungan serta aman dikonsumsi. Bumbu khas bali yang terdiri dari campuran berbagai rempah merupakan bagian dari keanekaragaman hayati dan merupakan suatu kearifan lokal di Bali, dalam penggunaannya di Bali selalu secara bersama-sama dalam bentuk campuran, belum banyak yang meneliti atau mengungkap potensi aktivitas senyawa aktif yang terkandung didalamnya, terutama aktivitas sinergistik maupun aktivitas antagonis senyawa-senyawa aktif antara jenis-jenis bumbu yang ada dalam campuran bumbu khas bali tersebut, dalam menghambat mikroba (jamur dan bakteri). Berbeda dengan penelitian pemanfaatan ekstrak tunggal bumbu khas bali sebagai antimikroba telah banyak dilakukan dalam berbagai bidang seperti kesehatan, pangan maupun pertanian. Salah satu penelitian sinergistik dua ekstrak yang telah dilakukan oleh Parwanayoni (2018) adalah sinergi/campuran ekstrak daun Mansoa alliacea dan Allamanda cathartica. ditemukan 2 senyawa yang berbeda, yang tidak ditemukan pada kedua fraksi tunggalnya yaitu senyawa 1,2- benzenedicarboxylic acid, mono (2-ethylhexyl) ester dan propanoic acid, 2-methyl-1-(1,1-dimethylethyl)-2-methyl-1,3-propanediyl ester, kedua senyawa aktif ini menyebabkan aktivitas pada campuran kedua ekstrak tersebut menjadi lebih meningkat dibandingkan aktivitas ekstrak fraksi tunggalnya. Berdasarkan penelitian-penelitian sinergistik yang telah dilakukan maka dalam penelitian ini akan diteliti isolasi dan identifikasi senyawa aktif yang sifatnya bersinergi yang dapat meningkatkan aktivitas ekstrak pada campuran bumbu khas bali dalam pemanfaatannya sebagai fungisida nabati yaitu menghambat pertumbuhan jamur Athelia rolfsii penyebab penyakit busuk batang pada tanaman kacang kedelai. Bumbu khas bali yang difokuskan diteliti dalam penelitian ini antara lain: jeringau (Acorus calamus), kencur (Kaempferia galanga) dan bawang putih. (Allium sativum). Metode penelitian diawali dengan pengambilan dan persiapan bumbu khas bali jeringau, kencur dan bawang putih, kemudian ekstraksi, uji aktifitas ekstrak tunggal dan sinergi/campuran bumbu khas bali terhadap jamur Athelia rolfsii penyebab penyakit busuk batang pada tanaman kacang kedelai, dilanjutkan dengan isolasi dan identifikasi jenis-jenis senyawa aktif yang bersinergi pada campuran ekstrak bumbu khas bali tersebut, yang meliputi partisi, fraksinasi kolom, uji sinergi, uji fitokimia dan identifikasi senyawa aktif dengan analisis kromatografi gas-spektroskopi massa (GC-MS).