EKSISTENSI INDUSTRI PARIWISATA DI UBUD DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM GUNUNG AGUNG DENGAN TOURISM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (TSCM)


Oleh : Dr. I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda, SST.Par., M.M,. M.Par
dibuat pada : 2018
Fakultas/Jurusan : Fakultas Pariwisata/Sarjana Industri Perjalanan Wisata

Kata Kunci :
Tourism Supply Chain Management

Abstrak :
Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management - SCM) adalah sekumpulan pendekatan yang digunakan untuk efisiensi integrasi pemasok, perusahaan, pergudangan, distributor, pengecer dalam memproduksi dan distribusi pada kuantitas yang tepat, lokasi yang tepat dan waktu yang tepat, untuk meminimasi seluruh ongkos dan memenuhi kebutuhan tingkat pelayanan. Dari sekian banyak penelitian tentang SCM, terdapat banyak hasil penelitian berfokus pada industri manufaktur dan sangat sedikit perhatian yang diberikan untuk sektor industri jasa. Selama dua dekade terakhir, industri pariwisata telah berkembang pesat dan modern. Lingkungan yang sangat kompetitif dari industri pariwisata telah membuat perusahaan di bidang pariwisata untuk mencari cara meningkatkan keunggulan kompetitif mereka. Salah satu perkembangan yang cukup besar dalam dunia pariwisata sekarang ini adalah perkembangan teknologi informasi (Information Technology-IT). Dengan pertumbuhan IT memicu pengembangan format bisnis baru di bidang pariwisata yaitu seperti Elektronik Pariwisata (e-Tourism). Perkembangan sistem komunikasi yang terintegrasi dengan (Information Technology-IT) saat ini berpengaruh besar pada alur informasi (Information Flow) dan alur Barang/pelayanan (Goods/Service Flow) suatu rantai pasok, baik itu rantai pasok/SCM manufacturer ataupun rantai pasok jasa pariwisata/TSCM. Beragam aplikasi berbasis Web ataupun seluler memudahkan konsumen untuk lebih mengetahui detil, membandingkan suatu produk/jasa dengan pesaingnya dan juga memudahkan komunikasi dan transaksi dengan para distribustor ataupun langsung dengan produsen. Information Technology merupakan salah satu kunci dari TSCM diantara kunci-kunci yang lainnya. Selain langkah-langkah teknologi diatas, salah satu strategi industri pariwisata dalam meningkatkan daya saing adalah manajemen rantai pasok pariwisata (Tourism Supply Chain Management - TSCM) yang efektif. Apabila tidak dilakukan perbaikan dalam pengelolaan atau manajemen dalam rantai pasok (TSCM) pada beberapa permasalahan seperti tersebut diatas tentunya akan berdampak buruk pada bisnis pariwisata, akan tetapi sebaliknya apabila alur TSCM berjalan dengan baik maka kepuasan konsumen dalam hal ini kunjungan wisatawan akan terpuaskan. Logika fuzzy adalah metodologi yang cocok dalam solusi permasalahan yang timbul dalam industri pariwista yang mempunyai karakteristik unik, Logika fuzzy menyediakan cara sederhana untuk menggambarkan kesimpulan pasti dari informasi yang ambigu, samar – samar, atau tidak tepat. Sedikit banyak, Logika fuzzy menyerupai pembuatan keputusan pada manusia dengan kemampuannya untuk bekerja dari data yang ditafsirkan dan mencari solusi yang tepat. Logika fuzzy pada dasarnya merupakan logika bernilai banyak (multivalued logic) yang dapat mendefinisikan nilai diantara keadaan konvensional seperti ya atau tidak, benar atau salah, hitam atau putih, dan sebagainya. Penalaran fuzzy menyediakan cara untuk memahami kinerja dari sistem dengan cara menilai input dan output sistem dari hasil pengamatan.