KAJIAN IDENTITAS ARSITEKTUR BEBADUNGAN


Oleh : I Wayan Wiryawan, ST, MT
dibuat pada : 2018
Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknik/Sarjana Arsitektur

Kata Kunci :
Identitas arsitektur, Arsitektur tradisional, Proporsi, Khas

Abstrak :
Identitas arsitektur akan dapat menunjukkan jadidiri kawasan yang berbeda dengan kawasan lainnya. Identifikasi dan eksplorasi identitas arsitektur ini sangat urgen dilakukan dalam upaya melestarikan identitas lokal arsitektur yang mana sesuai dengan perundangan penataan ruang dan bangunan terkait dengan perlindungan potensi dan ciri arsitektur lokal. Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar dan juga Pemerintah Kabuapten Badung telah berupaya menerapkan gaya bebadungan dalam proses perijinan bangunan, akan tetapi pemahaman tentang gaya ini masih hanya sebatas penggunaan bahan batu bata merah saja dan belum mengarah ke bentuk dan wujud arsitekturnya. Topik penelitian ini juga selaras dengan road map penelitian Universitas Udayana yaitu pariwisata berbasis kearifan lokal dan pelestarian seni budaya tradisional termasuk arsitektur. Sebuah karya arsitektur dibentuk oleh berbagai unsur seperti susunan massa, bentuk, proporsi, skala, ornament dan unsur lainnya. Komponen – komponen ini merupakan pembentuk sebuah karya arsitektur yang sangat umum dipergunakan dalam arsitektur tradisional Bali. Bebadungan merupakan salah satu identitas arsitektur yang meliputi kawasan kerajaan Badung pada masa lalu. Identitas ini mulai kembali dihidupkan di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung setelah beberapa lama gaya gegianyaran mendominasi bentuk arsitektur di kawasan ini. Sebagai sebuah gaya arsitektur yang menjadi identitas kerajaan Badung, gaya ini merupakan jadidiri dan kebanggaan arsitektur masa lalu di kawasan ini. Kerajaan Badung merupakan salah satu kerajaan utama di Bali di masa lalu. Kerajaan Badung dengan Puri Denpasar sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu pusat pengembangan kebudayaan termasuk dunia kearsitekturan di kawasan Badung dan sekitarnya di masa lalu. Kawasan Kerajaan Badung menyimpan berbagai karya arsitektur yang khas seperti halnya karya arsitektur daerah lainnya di Bali. Untuk itu perlu digali potensi dan ciri-ciri arsitekturnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan karya arsitektur di Kawasan Kabupaten Badung dan Denpasar. Penelitian ini mengembangkan sebuah metode berjenjang dua tahap. Langkah pertama adalah tahapan investigasi proporsi wujud bangunan yang melihat sosok dan seting bangunan. Dalam tahapan ini, kajian literasi sejarah keberadaan bangunan dan sejarah dan perjalanan pemugarannya merupakan langkah awal yang cukup penting untuk memastikan bahwa bangunan merupakan hasil karya pada jaman kerajaan (Abad 15-18) dan belum pernah dipugar. Kalaupun telah mengalami pemugaran, teknik pemugarannya adalah berdasarkan teknik yang sesuai dengan metode konservasi yang dipersyaratkan. Tahapan ini merupakan landasan fundamental untuk melaksanakan langkah kedua (tahun kedua) yang mengeskporasi ciri-ciri dan komponen-komponen yang lebih mendetail dari identitas arsitektur bebadungan. Dalam setiap tahap, pengukuran baik dengan alat theodolite maupun meteran merupakan bagian dari metode yang dilakukan selain melakukan investigasi arsitektur dan grafis serta teknik wawancara maupun kajian literasi sejarah. Dengan teridentifikasinya karakter arsitektur ini diharapkan dapat dijadikan acuan/model pemanfaatan style arsitektur yang khas bebadungan di Bali, sekaligus sebagai modal pengembangan pariwisata di kawasan tersebut.