DETERMINAN DAN KONSEKUENSI KEKUASAAN PEREMPUAN BALI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI BALI


Oleh : Dr. Putu Ayu Pramitha Purwanti, S.E., M.Si.
dibuat pada : 2018
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Magister Ilmu Ekonomi

Kata Kunci :
kekuasaan perempuan, keputusan rumah tangga

Abstrak :
Perempuan dalam rumah tangga memiliki peran ganda, sebagai istri, ibu bahkan tidak jarang sebagai tulang punggung rumah tangga. Begitu besar peran perempuan dalam rumah tangga tidak menjamin mereka memiliki kekuasaan yang cukup untuk menyuarakan pendapat mereka terkait pengambilan keputusan rumah tangga. Berbagai faktor mempengaruhi kekuasaan tersebut, seperti faktor internal maupun eksternal individu yang bersangkutan. Kekuasaan perempuan dalam proses pengambilan keputusan rumah tangga akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan anggota rumah tangga khususnya anak. Penelitian ini memiliki tujuan pertama, mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi kekuasaan perempuan dalam rumah tangga. Faktor-faktor tersebut meliputi karakteristik demografi, sosial dan budaya pada tingkat individu maupun rumah tangga. Tujuan kedua, menguji pengaruh kekuasaan perempuan (ibu) dalam rumah tangga terhadap tingkat kesejahteraan anak. Penelitian mengenai determinan dan konsekuensi kekuasaan perempuan Bali dalam pengambilan keputusan rumah tangga dilakukan dalam dua tahap penelitian. Target khusus dari penelitian adalah mengidentifikasi faktor yang memiliki peran paling besar terhadap kekuasaan perempuan dalam proses pengambilan rumah tangga. Hal ini menjadi penting mengingat perempuan belum dapat sepenuhnya menyuarakan pendapatnya dalam pengambilan keputusna rumah tangga karena historis menunjukkan kendali rumah tangga mayoritas berada di pihak laki-laki. Implikasinya adalah kebutuhan perencanaan kebijakan yang mendorong penghapusan diskriminasi gender dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Target khusus berikutnya adalah terujinya kekuasaan perempuan dalam rumah tangga dapat memperbaiki kesejahteraan anak. Hal demikian mensyaratkan terbukanya akses yang dapat meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Estimasi menggunakan data primer yaitu ibu rumah tangga yang lahir di Bali dan bekerja serta masih memiliki pasangan hidup. Metode analisis menggunakan model ordinary least square (OLS) dan model logistic. Secara garis besar tahapan kegiatan diawali dengan penyusunan rencana kegitan, pengumpulan data, analisis data, pelaporan dan diseminasi baik berupa seminar maupun publikasi ilmiah.