Tingkat Tutur (Speech Level) dalam Pertunjukan Wayang Kulit dan Alih Bahasanya ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris


Oleh : Putu Weddha Savitri, S.S.,M.Hum.
dibuat pada : 2018
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Budaya/Sarjana Sastra Inggris

Kata Kunci :
Bahasa pewayangan, Wayang Kulit Sidapaksa, tingkat tutur, alih bahasa

Abstrak :
TINGKAT TUTUR (SPEECH LEVEL) DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KULIT DAN ALIH BAHASANYA KE DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat tutur (speech level) yang digunakan dalam percakapan tokoh-tokoh dalam pementasan Wayang Kulit “Sidapaksa”. Seperti diketahui bahwa Bahasa Bali mengenal adanya tingkat tutur dalam berkomunikasi yang merepresentasikan sikap hormat dan santun kepada lawan bicara. Tingkat tutur ini biasanya terjadi karena adanya perbedaan kedudukan dalam masyarakat. Demikian juga halnya dengan tokoh-tokoh punakawan pada wayang yang menggunakan Bahasa Bali dalam percakapannya. Penelitian tentang tingkat tutur pada percakapan oleh tokoh wayang ini menarik untuk dilakukan mengingat wayang sebagai seni yang sangat adi luhung sudah mulai ditinggalkan sehingga dengan mengetahui tingkat tutur yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam pewayangan maka akan dapat menjadi referensi bagi generasi muda serta memperkaya khasanah kebahasaan bahasa Bali pada umumnya. Sumber data dari penelitian ini adalah percakapan dalam pertunjukan Wayang Kulit “Sidapaksa” yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Perbedaan budaya pada kedua bahasa tersebut dengan bahasa yang digunakan dalam pertunjukan wayang yang menggunakan tingkat tutur didalamnya akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penerjemahannya. Oleh karena itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis alih bahasa tingkat tutur dalam percakapan tokoh-tokoh punakawan wayang kulit ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Penelitian ini sangat signifikan untuk dilakukan karena baik bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris tidak mengenal adanya tingkat tutur dalam bahasanya. Jadi, dengan penelitian ini dapat dilihat bagaimana penerjemah dapat mempertahankan atau tidak tingkatan bahasa yang digunakan oleh tokoh-tokohnya. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menerjemahkan tingkat tutur dalam Bahasa Bali. Pengambilan data dilakukan dengan metode dokumentasi dengan teknik menyimak dan mencatat data yang diangap relevan dan menunjukkan tingkat tutur tokoh-tokoh dalam pementasan Wayang Kulit Sidapaksa. Penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik dan teori prosedur penerjemahan oleh Newmark (1981). Data yang menunjukkan adanya tingkat tutur akan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui tingkat tutur dan bagaimana tingkat tutur ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kata Kunci: Bahasa pewayangan, Wayang Kulit Sidapaksa, tingkat tutur, alih bahasa