Model Hubungan Antargenerasi dan Pengasuhan Lanjut Usia Pada Keluarga di Bali


Oleh : Made Diah Lestari, S.Psi.,M.Psi., Ph.D
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran/Sarjana Psikologi

Kata Kunci :
lansia, keluarga, hubungan antargenerasi, pengasuhan

Abstrak :
Perubahan struktur keluarga menjadi kajian yang relevan dalam era ageing population. Pada tahun 2030 diprediksikan bahwa struktur keluarga akan cenderung berbentuk piramida terbalik, dimana jumlah lanjut usia (lansia) dalam satu keluarga lebih banyak daripada jumlah orang dewasa maupun anak-anak. Perubahan struktur keluarga berdampak pada perubahan pola-pola hubungan antargenerasi di dalam keluarga tersebut. Kemajuan ekonomi dan mobilitas penduduk yang tinggi membuat interaksi antargenerasi di dalam keluarga menjadi berkurang. Pengaturan tempat tinggal yang semula extended family berkembang menjadi nuclear family pada anak yang sudah beranjak dewasa dan sudah menikah. Dalam satu keluarga dimungkinan hidup dua hingga lebih generasi pada periode yang sama. Isu yang berkembang kemudian adalah bagaimana hubungan antar generasi dan peran pengasuhan pada lansia di era ageing population. Penelitian ini akan dilakukan di Bali mengingat Bali adalah salah satu provinsi dengan jumlah lansia terbesar di Indonesia. Karakteristik unik berikutnya adalah Masyarakat Hindu Bali menganut sistem kekeluargaan patrilineal, dimana pengasuhan lansia dilakukan oleh anak laki-laki dan menantu perempuan dalam sebuah keluarga. Bertolak belakang dengan beberapa penelitian terkait dengan caregiver lansia, yang menemukan bahwa anak perempuan mengambil peranan yang cukup besar dibandingkan dengan anak laki-laki. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory, menggunakan genogram, wawancara, focused group discussion, dan observasi sebagai alat pengumpul data. Responden penelitian berjumlah 20 orang lansia. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan Strauss dan Corbin, yakni open coding, axial coding, dan selective coding.