Pemasaran Produk Teknologi Pada Pasar Berkembang


Oleh : Anak Agung Gede Agung Artha Kusuma, S.E.,MM.
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Sarjana Manajemen

Kata Kunci :
Country of origin, citra negara, cross-cultural marketing, emerging markets

Abstrak :
Citra dari country of origin (COO) sering dianggap sebagai suatu faktor yang dapat mempengaruhi konsumen, dengan cara mengurangi kompleksitas dalam proses keputusan pembelian. Sama halnya dengan citra suatu Negara secara umum (country’s image), juga dianggap bahwa dapat mempengaruhi evaluasi konsumen terhadap suatu produk. Studi-studi terhadap dampak suatu Negara telah membantu perusahaan multinasional dalam mengembangkan dan menyesuaikan strategi pemasaran mereka secara global, riset kepada dampak dari country of origin memberikan panduan untuk perusahaan multinasional bagaimana berkompetisi secara efektif di pasar global. Akan tetapi beberapa studi-studi belakangan ini lebih berfokus kepada Negara-negara maju (developed countries) seperti Jepang, Amerika Serikat, atau Negara di Eropa Barat, dimana industri pada Negara-negara tersebut memproduksi produk manufaktur berkualitas tinggi dan memiliki merk yang mapan di pasar internasional. Negara yang belum mampu menunjukan diri dalam produksi dan pemasaran produk nasional dalam skala internasional secara umum relatif terabaikan. Untuk alasan tersebut, studi ini bertujuan untuk mendalami peran dari citra Negara dan citra country of origin dalam perannya mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen untuk produk yang berasal dari Negara yang memiliki nilai diferensiasi dan reputasi kecil pada suatu industri. Perhatian khusus akan diberikan kepada sikap konsumen Indonesia terhadap produk high-tech asal Taiwan. Pilihan akan Indonesia dan Taiwan berdasarkan rasional; tidak seperti Jepang, USA, dan Eropa Barat, dan walaupun memiliki citra negara yang baik, dan pengembangan industri berbasis teknologinya tinggi dan maju, sedikit yang menganggap Taiwan sebagai produsen produk teknologi, atau produk konsumen umum. Sehingga bisa dikatakan Taiwan relatif gagal dalam memanfaatkan citra negaranya dalam membangun reputasi pada suatu industri. Hasil dari studi ini akan sangat bermanfaat bagi negara lain yang memiliki potensi pada industri berbasis teknologi, namun belum memiliki citra yang kuat untuk kompetitif secara global.