OPTIMASI METODE FRAKSINASI UNTUK MENDAPATKAN FRAKSI BIOAKTIF DAUN SIRIH HIJAU YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANTI BAKTERI TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes DALAM RANGKA PENGEMBANGAN BAHAN BAKU OBAT AK


Oleh : apt. Ni Luh Putu Vidya Paramita, S. Farm., M.Sc.
dibuat pada : 2016
Fakultas/Jurusan : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/Profesi Apoteker

Kata Kunci :
Fraksi Bioaktif, Piper Betle, Bahan Baku, Anti Acne, Kosmetik

Abstrak :
Industri kosmetik dalam negeri mendapat tantangan dengan peredaran produk kosmetik impor di pasar domestik disebabkan oleh tingginya permintaan pasar domestik terhadap produk premium (high branded). Pada tahun 2012 penjualan kosmetik impor mencapai Rp 2,44 triliun, naik 30% dibanding tahun 2011 sebesar Rp 1,87 triliun. Peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan volume penjualan serta penurunan tarif bea masuk seiring perjanjian perdagangan bebas. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan kemandirian bahan baku bagi industri kosmetik. Bahan baku dalam negeri untuk kebutuhan industri kosmetik sebenarnya dapat dikembangkan mengingat Indonesia memiliki keanekaragaman hayati. Salah satu bagian dari produk kosmetik yang saat ini penjualannya meningkat adalah produk kosmetik skin care anti acne. Salah satu RIP Universitas Udayana di bidang kesehatan dan obat – obatan adalah pengembangan sediaan obat herbal terstandar untuk kesehatan dan penyakit. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk mendapatkan produk kosmetik skin care anti acne yang bahan baku obat aktifnya terstandarisasi. Tujuan khusus pada penelitian ini adalah optimasi metode fraksinasi yang dapat diaplikasikan pada skala industri untuk mendapatkan metode fraksinasi fraksi bioaktif dengan kualitas yang sama dengan fraksi bioaktif pada metode skala laboratorium dalam rangka pengembangan bahan baku obat aktif untuk produk skin care anti acne. Penelitian mengenai Daun sirih hijau sudah dilaksanakan dari sejak tahun 2014. Efek antibakteri fraksi bioaktif daun sirih hijau pada konsentrasi 20 mg/mL dilaporkan memiliki daya hambat yang tidak berbeda signifikan apabila dibandingkan antibiotik doksisiklin dalam menghambat bakteri P. acnes setelah diuji secara statistik (p>0.05). Untuk mendapatkan konsistensi aktivitas anti acne dari daun sirih hijau maka tahap standarisasi spesifik dan non spesifik serta penetapan profil sidik jari fitokimia dari fraksi bioaktif daun sirih hijau sudah pernah kami lakukan pada tahun 2015. Metode yang akan digunakan dalam mendapatkan fraksi bioaktif adalah fraksinasi bertingkat menggunakan metode maserasi, sohxletasi, dan reflux dengan pelarut-pelarut organik yang tingkat kepolarannya berbeda. Sebagai kontrol kualitas adanya aktivitas antiacne maka selama tahapan fraksinasi akan dilengkapi dengan metode KLT-bioautografi untuk menjamin keberadaan senyawa aktif dan KLT-spektrofotodensitometri untuk menjamin profil sidik jari fitokimia yang sama.