STRATEGI PROMOSI TAMAN MUMBUL SEBAGAI DAYA TARIK WISATA TIRTA DI DESA SANGEH KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG


Oleh : Ida Bagus Dwi Setiawan, SST., Par., M.Par.
dibuat pada : 2017
Fakultas/Jurusan : Fakultas Pariwisata/Sarjana Terapan Pengelolaan Perhotelan

Kata Kunci :
Kata kunci : strategi, promosi, daya tarik wisata, Wisata Tirta.

Abstrak :
RINGKASAN Pariwisata merupakan salah satu kegiatan pembangunan dengan prospek pertumbuhan tinggi (Leon, 2007: 340; Hermantoro, 2010: 22-23). Keprihatinan akan kemiskinan di daerah tujuan wisata menjadi perhatian dari para cendekiawan, komponen wisata, dan wisatawan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk dapat mengentaskan kemiskinan adalah dengan mengikutsertakan dan menjadikan masyarakat subjek kepariwisataan yang berpartisipasi langsung dalam mengentaskan kemiskinan. Di Bali pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin mencapai 174,93 ribu orang, lebih kecil dari tahun sebelumnya sebesar 181,7 ribu orang. Tingkat kemiskinan sebesar 4,88 persen menurun 0,25 persen dari tahun 2009 yaitu 5,13 persen. Garis kemiskinan di daerah perkotaan maupun di perdesaan sama-sama mengalami peningkatan, yaitu 5,39 persen dan 6,86 persen. Indeks kedalaman kemiskinan di daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Begitu juga halnya dengan indeks keparahan kemiskinan yang mencerminkan kemiskinan di perdesaan lebih parah dibandingkan perkotaan (BPS Provinsi Bali, 2010: 1-5). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan quota sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan mewawancarai orang-orang yang dianggap mengetahui permasalahan dalam hal ini adalah Pengelola wisata tirta mumbul, dan untuk mengetahui persepsi wisatawan menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif, análisis Skala Likert dan análisis SWOT. RINGKASAN Pariwisata merupakan salah satu kegiatan pembangunan dengan prospek pertumbuhan tinggi (Leon, 2007: 340; Hermantoro, 2010: 22-23). Keprihatinan akan kemiskinan di daerah tujuan wisata menjadi perhatian dari para cendekiawan, komponen wisata, dan wisatawan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk dapat mengentaskan kemiskinan adalah dengan mengikutsertakan dan menjadikan masyarakat subjek kepariwisataan yang berpartisipasi langsung dalam mengentaskan kemiskinan. Di Bali pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin mencapai 174,93 ribu orang, lebih kecil dari tahun sebelumnya sebesar 181,7 ribu orang. Tingkat kemiskinan sebesar 4,88 persen menurun 0,25 persen dari tahun 2009 yaitu 5,13 persen. Garis kemiskinan di daerah perkotaan maupun di perdesaan sama-sama mengalami peningkatan, yaitu 5,39 persen dan 6,86 persen. Indeks kedalaman kemiskinan di daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Begitu juga halnya dengan indeks keparahan kemiskinan yang mencerminkan kemiskinan di perdesaan lebih parah dibandingkan perkotaan (BPS Provinsi Bali, 2010: 1-5). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan quota sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan mewawancarai orang-orang yang dianggap mengetahui permasalahan dalam hal ini adalah Pengelola wisata tirta mumbul, dan untuk mengetahui persepsi wisatawan menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif, análisis Skala Likert dan análisis SWOT.