Hubungan Rumah Bulat Dengan Tingkat Kejadian Ispa Balita Di Puskesmas Nunkolo Kabupaten Timor Tengah Selatan


Oleh : Justinus K. J. Liufeto
dibuat pada :
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran/PS. ILMU KEPERAWATAN

Kata Kunci :
Rumah Bulat, Tingkat Kejadian ISPA, Balita

Abstrak :
ABSTRAK Liufeto, Justinus K.J. 2014. Hubungan Rumah Bulat dengan Tingkat Kejadian ISPA Balita di Puskesmas Nunkolo Kecamatan Nunkolo Kabupaten Timor Tengah Selatan. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. Pembimbig (1) V.M. Endang S.P. Rahayu, S.Kp.,M.Pd. (2) Ns. Ni Komang Ari Sawitri, S.Kep., M.Sc. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), merupakan salah satu penyebab kasakitan utama pada balita di negara berkembang. Sekitar 20-30% kematian balita disebabkan oleh penyakit ISPA. ISPA disebabkan oleh bakteri, virus, mycoplasma, jamur. Penyebab lain adalah faktor lingkungan rumah, seperti halnya pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, lantai, atap, dinding dan kepadatan hunian rumah. Rumah bulat (umek bubu) adalah rumah tradisional masyarakat Timor yang biasanya digunakan sebagai tempat tinggal, lumbung makanan serta digunakan sebagai dapur, merupakan salah satu faktor risiko kejadian ISPA. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara rumah bulat dengan tingkat Kejadian ISPA Balita. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi, dengan pendekatan Cross-Sectional. Sampel penelitian adalah balita yang menderita ISPA yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu berjumlah 96 orang. Metode sampling yaitu nonprobability sampling dengan teknik sampling purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji non parametrik koeffisien kontingensi dengan α=0,05. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 69 (71,9%) balita tinggal di rumah bulat. Dari 69 balita yang tinggal di rumah bulat, ditemukan sebagian besar mengalami tingkat kejadian ISPA yang tinggi yaitu sebanyak 45 balita (65,2%). Nilai p-value=0,003 yang berarti P

File :
,